Saturday, February 18, 2012

Part 3, Me And My Past

Berjumpa lagi dengan saya di cerita bersambung yang boleh dinanti boleh tidak, boleh dibaca boleh tidak, boleh dihapus boleh tidak atau boleh diikuti boleh tidak. Bulan ini adalah bulan Februari yang kata orang sih bulan penug cinta, mungkin gara-gara di bulan Februari ini ada hari valentine(buat yang gak tau hari valentine itu apa silakan baca tabloid gaul biar gaul dikit), atau gara-gara banyak yang nikah di bulan Februari, entah sayapun gak tau alasannya apa.
Ada yang bilang cerita saya ini sangat dramatis(drama romantis #hoekkk) tapi bagi saya sendiri adalah darkness(drama ngeness #sedikitmaksatapigakapalahya). Oke-oke cukup intronya dan mari kita lanjutkan cerita.

2006
Tahun 2006 bener-bener jadi tahun yang spesial, karena pake telor bebek yang belum dibuahi oleh pejantannya. Awal tahun 2006 aku masih melewati masa-masa kelas 1 SMA yang suram setelah bulan Desember tahun lalu ditolak untuk yang kesekian kalinya #ngenesbangetyak. Alhasil penolakan-penolakan yang aku alami juga berimbas pada penolakan-penolakan reaksi kimia ataupun perhitungan limit maupun tarikan-tarikan gravitasi atau lebih jauh lagi kesalahan persilangan genetik yang bikin semua syarat masuk ke jurusan IPA kecuali fisika mengalami remidi. Tapi bukan Noorman Isnansyah namanya kalau menyerah begitu saja, meskipun tau remidi tapi aku tak peduli karena kuakui kumain hati, kumain hati, kumain hati......#efekstressberatgaragarabelajargakpernahadayangmasuk.
kalo dijadiin lagu mungkin bakalan kayak begini..


Aku bisa terima meski harus terlupa.
Karena ku tak slalu mengenal mereka.
Aku telah merasa dari awal pertama
Ku takkan bisa lama mengerti MTK.

Ternyata hatiku benar
Kimia hanyalah sekedar tuk sementara
Akhirnya kita harus memilih satu yang pasti
Mana mungkin terus jalani remidi ini

Tangga - cinta begini dengan perubahan yang dipaksakan.

Dan kemudian *jeng jeng jeng jeng, entah bencana ataupun karunia. Tanggal 27 Mei 2006 pas hari-hari remidi, gempa tektonik berkekuatan 5,9 SR(ada yang bilang juga 6,2 SR) menghantam Jogja pas itu ketika aku keluar kamar mandi masih pake handuk, untung aja handuknya gak lepas dan burungnya bisa terbang #ngeekkk. Awalnya sih kukira gempa vulkanik soalnya rumah kan deket sama gunung merapi, ternyata en ternyata bukan sodara-sodara karena gunung merapi masih anteng di tempatnya. Berangkat deh ke sekolah yang jauhnya naudzubillah. Dijalan-jalan menuju sekolah aku liat banyak rumah rumah retak, tembok roboh dan segala hal mengerikan yang dapat anda bayangkan. Sampai sekolah pun masi sepi banget, padahal jam segitu biasanya ada 2 orang guru yang menyeringai ketika ada murid yang telat. Liburkah? robohkah? matikah? dalam hati kubertanya. Ternyata libur sodara-sodara, dan ternyata semua remidi dibatalkan dan ternyata pupus sudah harapanku sekolah ikut roboh biar bisa libur panjang #eh, maksud saya pupus sudah harapanku bisa masuk ke jurusan IPA. Abis nunggu hampir 3 jam penuh kehampaan karena sekolah sepi banget(wajar karena kebanyakan siswa siswi SMA 5 Yk rumahnya di Bantul Projo Tamansari yang notabene mengalami kerusakan terparah diseluruh DIY), pulanglah diriku kerumah dengan kegalauan melanda jiwa dan raga. Yang lebih bikin galau, gak ada game center yang buka karena mati listrik total #nangisdijalanmenujurumah. 

Yap singkat cerita, akhirnya masuk deh ke jurusan IPS. Tapi kehidupan di per-IPS-an yang lebih menarik, lebih mengenaskan, dan lebih menantang akan segera dimulai.

Bersambung. . . . .

No comments:

Post a Comment