Tuesday, October 30, 2012

Kalo Cinta Jangan Kriminal


Untuk mereka yang seperti kriminal...


Kriminal sebab mengecap rindu dan cinta
Aku pengap oleh karenanya.
Aku hilang.
Aku tembus pandang

Karena cinta ini mungkin tak nyata.
Seperti sisa pelarian. 
Setidaknya ini yang aku punya. biarlah habis dengan sendirinya

Ini mimpi, 
kuharap nisbi.
tapi kenapa lukaku tak kering jua. 
oh, ternyata ada airmata di setiap luka.
Bahkan aku hafal setiap tatapmu, 
lantas bagaimana bisa ini semua kubuat pura-pura berasa biasa?

Apa harus kusemprot pestisida juga?
Sebab hariku selalu penuh dengan hama, 
serupa wajahmu dimana-mana

Tiba-tiba aku ingat sesuatu. 
oh ya. hatiku. 
Bisakah kau kembalikan lagi setengahnya? 
Kurasa kau pun tahu,
aku tak bisa hidup dengan setengah hati ini saja

Aku tersesat di belukar duri. 
Duri dari mawar yang kautitip wanginya,
sebelum kulihat punggungmu menjauh pergi.

Aku mau jadi asing.
Aku mau jadi orang kebanyakan.
Tapi sekuat kucoba, aku tak bisa.

Aku cair.
Aku leleh bak lilin tak berdaya. 
Kau tahu, aku mau kamu yang jadi lilinku selamanya. 
oh. kau tak bisa?

Aku tak mau petasan. 
Apalagi kembang api. 
Aku hanya orang pendamba kalbu, 
semua kata-kataku bisu.

Subuh tidak lama lagi tiba,
Bisakah kuulang lagi waktu saat aku terbangun,
pesan singkatmu selalu di handphone-ku?

Sedang terus kubasahi sajadah, 
saat aku meminta dengan iba. 
Tuhan, aku damba perempuan ini,
perempuan penuh luka.

Lihatlah hati dan tanganku.
Tengadah cuma padaMu. 
Dia, 
cuma dia yang selalulu kueja dalam hafalan do’a.

Aku ini kriminal,
aku durhaka.
Kerap berburuk sangka padaMu.
Apalah salah karena cinta aku begini mengiba?

Sepertinya semesta sedang bersekutu, 
menderaku bertubi-tubi. 
Aku yang gering. 
Akulah perih yang semenjana

Demi apa lagi harus kubingkai hati. 
Haruskah demi senja? 
Atau demi dia?
Menunggunya selalu kurasa kosong dan hampa?

Sedang hujan selalu sepi,
Dimana lagi harus kututupi,
saat airmata ini menetes liar dan tak terkendali?

Hey, kamu..
Itu untukmu.
Untukmu yang aku harap bisa lengkapi,
aku

Wahai perempuan dengan alis garis cahaya.
Matamu selalu indah buatku.
Maaf. aku tak lagi mampu sembunyi.

Jikalah nanti bisa kutemu lagi hati,
tak maulah aku melupamu seutuhnya.
Sebab engaku adalah salah satu,
yang pernah buatku merasa sempurna.



Akulah kriminal,
akulah durhaka, 
akulah rindu yang tak punya arah utara, 
akulah sepi, 
akulah perih dan tak tergenapi.

Akulah kriminal,
akulah durhaka, 
akulah luka. 
sembuh sediakala saat hujan tiba
saat aku terperangkap di penjara hatimu.

Monday, October 29, 2012

Random #lagi

Ini saya buat khusus karena banyak teman2 saya yang galau pas musim hujan kaya gini.


Bagaimana bisa kukemasi rindu dan pergi,
sedang kau tak peduli seberapa hancur aku,
saat kupunguti remah-remah hati

Laiknya fasih buatmu, untuk sekedar hinggap dan berlalu.
Apa kau juga mengucap cinta saat sedang beralibi menghapus luka?

Jika hati bisa secepat itu melaju,
mungkin nanti bisa kurumuskan kecepatan baru.
Bersama dengan kecepatan cahaya dan suara; kecepatan hati.

Aku butuh hujan,
aku butuh senja,
aku butuh keduanya.
Biar sempurnalah ini perasaan kosong dan hampa

Lalu apalah arti semua kemarin itu,
apakah benar nyata atau cuma bumbu hidup.
Kau mencari pembenaran, sedang aku tak pernah butuh alasan.

Tak perlu kau merasa tersudut,
sebab aku tak sedang menodongkan apa-apa.
abaikan semua, seperti yang kau lakukan seperti biasa.

Menunggumu ibarat pesakitan yang berdiri di tiang gantungan.
Permintaan terakhir cuma jadi lelucon sebelum kematian yang pasti menjelang

Namun apabila memang ada permintaan terakhir,

tolong katakan padaku.
Bagaimana lagi harus kunyanyikan,
ketika hujan seperti sedang meranggas pelan-pelan.
Apa kemarau ini tiba terlalu tergesa?
Atau hatimu yang sedang pancaroba?

Sunday, October 21, 2012

Saturday, October 20, 2012

Ode For Saturday evening


Jogja sekarang tiap hari hujan, romantis sih tapi kadang repot juga kalo hujan terus bikin cucianku gak kering dan akhirnya gak punya stok buat hari-hari kedepan. Ah sudahlah mungkin memang hujan yang terbaik.


Ini adalah sebuah ode.
Ode Sabtu sore saat mendung masih berkuasa.
Aku lihat seorang perempuan berdiri di pojok senja.
Mungkin dia berharap hujan mau turun lebih deras.
Dalam kesunyian aneh yang tak kunjung kumengerti.
Sorot mata itu seakan berkata lebih dari yang kutangkap.

Bertopeng senyum
Tapi, senyumkah itu?
Kurasa itu bukan senyum. menangiskah dia?
Ah,  mungkin cuma penantian minggu pagi yang belum juga datang.

Seperti kesendirian yang telah menjadi teman keseharian.
Semuanya terlihat sama, tak ada yang berbeda.
Tapi perempuan itu tidak sepertiku,
terlihat dia begitu angkuh.
Angkuh dalam kecantikan aneh yang dipamerkannya.
Seakan dia satu-satunya yang berpendar-pendar di lukisan buram sore ini.

Aku malu.
Aku malu untuk sekedar mengajaknya berteduh.
Bukan karena pintu ini tidak memiliki kunci,
yang telah kupatahkan beberapa minggu lalu.

Aku malu,
Terlalu malu.
Karena aku hanya punya sarang lebah,
secawan madu dan sebongkah gula yang telah membatu.

Maukah kau jawab pertanyaanku?
Kesedihan apakah yang ada di matamu?
Cinta kah?

ya aku sudah menyerah

Wednesday, October 17, 2012

He is The Boy....


He is the kind of boy.
Who is rather keep in silence than smiling.
And sometimes he loves to laugh.

If you are falling down,
He will be right there to pick you up.
Maybe he is the one who always says sorry,
even if it`s not his fault.
Even if he is feeling like the scum of earth,
he will never let you know..

This is the boy who is afraid of love...

Because he has already lost.
so
much...

Tuesday, October 16, 2012

Let it Rain, Please....

Tentu saja kita tidak akan diberi pemahaman seketika.
Pada setiap bulir hujan yang jatuh menggenangi hati sepi,
diantara sesaknya malam sunyi.

Diantara peraduan malam dan bau tanah basah.
Bayanganmu selalu datang dan pergi.
Perlahan jika kau ingin tahu.
Selalu aku harus berpaling saat menghadapi cermin.
Kau selalu menggemakan keinginan hati.
Kau yang tak bisa tergapai.

You
Yes you... Y O U 
Get out of my head for a while please.
I`m trying to sleep.
I beg you not to spam my dream tonight.
Don't you know that it so hard to temporarily remove you.
from My Wishlist Folder ? 
I just know that,
to you, i`m just a monochrome face without emotion.

Just another breathless long exhale,
again....
In that another edge.
There's no bridge.
Just walls.
And i`m caught in the middle.
Between giving up,
or seeing how much more i can take.

I can`t get closer to you.
Well let`s say.
I hope but never expect.

Dear Lord, my wish tonight..
Let It Rain . Let It Rain . Let It Rain
To wash away this pain.

Monday, October 15, 2012

limabelasoktoberduaribuduabelas

Cuman ngasi inpoh kalo hari ini saya ulang tahun.
Meskipun saya kurang familiar dengan perayaan ulang tahun, tapi makasih banget buat semuanya yang udah ngasi selamat baik melalui sms, lisan, maupun doa dalam hati.... *terharu......*

Melihat muka saya silakan ditebak sendiri ini ulang tahun yang keberapa soalnya muka saya masih imut-imut kaya marmut suka ngemut lumut....

Berikut berita acara yang dapat saya sampaikan selama hari ini beserta keterangan gambarnya....

Itu lilinnya susah banget dimatiin...

Saya gak nyangka, ternyata saya itu ganteng. *uppssss*.

Gambar disebelah terjadi di rumah saudara Anindityo Dwiprakoso, yang memaksa rapat pengawas di rumahnya dengan alasan dia kena diare gara-gara perutnya gak cocok sama sambel yang dibuat Ibunya.

Lilinnya sendiri jumlahnya ada 5 batang yang ditempatin di 2 buah roti yang luar biasa susah dipotong.


Nah dari lokasi tersebut saya mendapat bantuan amal berupa ......

tampak belakang

tampak depan


















Sebuah bantal berbentuk kepala doraemon tanpa badan tapi bertangan... *saya rasa ini idenya Faris Budi selaku reseller boneka2 imut2 gitu deh. Terlihat dari tandatangannya yang paling besar. Buat Tyo sama Sauman makasih juga ya.
Saya pikir pengawas ngasih saya barang ini ada filosofinya sendiri.
1. Doraemon itu datang dari abad 22, muka saya memang masih terlihat muda seperti baru lahir pada abad 22.
2. Doraemon itu punya kantong ajaib, kadang2 saya memang ajaib soalnya bisa mengeluarkan angin ketika perut terasa penuh.
3. Doraemon itu imut2, ini paling cocok deh soalnya muka saya imutnya itu MAX.

Sekali lagi makasih lho dari crew kepengawasan 2012 buat hadiahnya.

Hadiah selanjutnya adalah.....

masi lengkap dengan kotak kadonya.




Sebuah hadiah dari salah satu orang yang paling penting dalam hidup saya.
Sebuah kemeja dan sebuah dompet yang saya rasa filosofinya adalah pengen cepet-cepet liat saya jadi eksekutif muda.

Cuman sayang aja klo harus dibongkar kotak kadonya. *hiks....*







Kemudian ada......

Gak tega ngerusak bungkus sama pitanya.

Kemeja kotak-kotak yang belum saya buka+ kartu ucapan yang bagus banget. Berikut isinya...

For : Our Lovely Kabid..
...HAPPY
    BIRTHDAY...
tetap berkilau ya..
=)

 From : PSDA '11
nb:                                                         
wajib pakai !!                                         

Saya sayang mereka men, mereka so sweet banget deh *terharu....*

Saya rasa filosofi mereka ngasih kemeja kotak-kotak supaya saya tetep ngefans sama MU karena 2 dari 3 orang staf saya juga GGMU walopun orang bilang kostum home mereka kaya taplak meja dan secara nggak langsung meminta saya mendukung Jokowi yang hari ini juga pas dilantik...


Yang terakhir...

Bener bener GGMU klo yang ini....

Jaket MU men !!! Mantep bener yang satu ini. Walopun kertas bungkusnya bunga-bunga gitu deh.

Sejak tahun 1997 saya dukung MU pas sponsornya masi Sharp dan sekarang udah AON dan *mungkin* taun depan udah jadi chevrolet. Ini jaket MU pertama yang saya punya....

Makasih...makasih banget pokoknya...









Ya itu tadi berita acara dari hari ulang tahun saya yang kesekian.....

Kalo besok masih ada kejutan ya saya tidak tahu tapi ketika ada berarti ini nanti ada sambungannya...
Sekali lagi makasih buat semuanya yang udah ngasi doa dan cintanya kepada saya baik lewat sms, tulisan, lisan maupun doa dalam hati..



Hari ini umurku semakin berkarat... 

Mataku sudah seperti gagak kelaparan, 
Namun prasasti yang telah kalian beri, akan terus aku jaga. 
untuk warisan kepada anak cucuku kelak bahwa aku selalu memiliki mereka.

Hidup mungkin bukan sebuah perjuangan,
karena hidup itu adalah suatu siklus.
Tapi perjuangan adalah bagian dari hidup, 
yang harus terus diasah hingga tiada batasnya untuk tajam, 

Karena manusia itu tidak pernah puas, 
manusia tidak pernah berhenti belajar. 

Apakah ini semua tentang cinta?
kurasa bukan. 
Ini bukan hanya tentang perasaan yang kau sebut cinta, 
ini yang aku sebut, kebahagiaan.

Friday, October 12, 2012

Box of Chocolate....


Life... is like a box of chocolates - a cheap, thoughtless, perfunctory gift that no one ever asks for, nonreturnable because all you get back is another box of chocolates.

So, you're stuck with mostly undefinable whipped mint crap, mindlessly wolfed down when there's nothing else to eat while you're watching the game.
Sure, once in a while you get a peanut butter cup or an english toffee but it's gone too fast and the taste is fleeting.



In the end, you are left with nothing but broken bits filled with hardened jelly and teeth-shattering nuts.
Which, if you are desperate enough to eat, leaves nothing but an empty box of useless brown paper.

[The X - Files] 

Free Day Night


Saat matahari kembali ke peraduan.
Dan jemari bulan menyentuh bumi,
tidak dia takut akan gerimis di malam ini.

Aku telah kembali,
ke pojok yang nyaman,
untuk menjadi diri sendiri.

Melepas semua pelindung fana,
yang melekat di badan ini.
Dari baju zirah hingga perisai tebal,
yang melekat di dada.

Seperti martir yang lelah menghadapi dunia.
Bukan lelah,
tapi gelisah yang luar biasa..

Wednesday, October 10, 2012

For An Angel Far Away..


Teruntuk bidadari dengan alis dari garis cahaya,
dengan mata seindah batu safir....
Telah kubaca banyak hal mengenai surga dan kenikmatan didalamnya yang kekal dan abadi..
Sungguh saat ini aku sedang membidik perasaanku ke arah kenikmatan surga..

Tertegun diriku kala mengetahui sifat-sifatmu yang Allah kabarkan dalam Al-Qur’an maupun hadist-hadist beserta penjelasan shohih dari para ulama salaf..
Kukabarkan padamu dengan penuh harapan bahwa aku sungguh merindukanmu..
Tentulah percikan tulisan melalui penaku ini belum dan tak akan mampu menumpahkan segala kerinduan yang ada..

Namun saat ini kita belum ditakdirkan untuk berjumpa..

Tunggulah aku di dalam tenda mutiara jingga di dekat mata air salsabila...

Monday, October 8, 2012

Waltz For This Twilight


Senjakala,
saat kata - kata sudah habis dimakan rayap
yang menyisakan butiran debu.
Sarang laba - laba mengunci mulut
apakah bisa kita saling memanggil
dalam menggigil.
Saat awan menghujani mu dan ku dengan madu

cinta dan rindu itu lucu
dan menggelitik urat - urat di hati mu dan ku.

Senjakala,
kembali mengantar risau.
Saat pilu tertiup angin di senja bulan Oktober.
Pertanyaan dan cemburu bergandeng tangan bersama awan mengatup di atap kota.
Begitu nelangsa dan tak berdosa

Nada - nada resah tersusun atas semua rasa yang dikubur dibawah gelisah
Sering ku bertanya,
bisa apa kita?
mu dan ku?

Kadang ingin aku menyusun butiran kerikil kecil.
Satu demi satu,
menjadi tangga untuk kita ke angkasa.

tapak demi tapak dan terus memanjat keatas.
kita sapa bulan,
kita lintasi andromeda,
hingga kau bisa memilih sendiri galaksi yg kau suka.

Lalu bercintalah kita disana.
Didalam hampa,
menuju galaksi pilihanmu,
melucuti segala ragu,
menautkan segala kesenangan dalam erat romansa purnama.

Namun jika kau malas.
Kita bisa bersandar di balkon lantai dua,
menatap langit sambil bercerita seperti biasa,
hanya kita disana.

Tidakkah ini semua lucu?
Betapa senandung rindu mu dan ku saling bersahut,
disaat senjakala.
Berdansa di panggung gelisah yang tak bisa dilihat mereka.

Kita mainkan orkestra,
biarkan jiwa-jiwa ini tercabik memeluk kekosongan yang seberat dunia.

Dalam ketidak-jemuan yang menyiksa,
dalam sepi,
saat senjakala,
mu dan ku.

Sunday, October 7, 2012

Hujan Siang Ini

Hujan siang hari selalu membawa sebuah romantisme.
Rasa cemas akan penantian hujan yang tak pernah bisa ditebak kapan usai.
Pengharapan akan pelangi yang menghiasi langit selepas hujan.
Dan sebuah perenungan akan tetes-tetes air yang mungkin jatuh perlahan, ataupun secara brutal.

Hujan siang ini pula,
aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan.
Menatap sepasang kaca yang mungkin berembun disaat hujan yang kini mulai deras.

Hujan itu bagaikan rasa yang tak pernah terbalas.
Seperti ketika menghapus air dari kaca helm yang kupakai.
Namun sepertinya percuma karena tetap akan terbasahai.
Meskipun setitik demi setitik.
Rasa kepadanya juga seperti itu, suatu saat hilang namun akan muncul kembali ketika aku melihatmu.

Hujan di siang ini,
Maukah sekejap saja kau hentikan waktumu.
Supaya aku bisa menatap bening matamu,
dari balik jendela kayu tua yang penuh sejarah ini.

Hujan siang ini,
membuat aku seperti kayu rindang menuntun dedaunan
yang sedang menempelkan butiran
seperti daun yang melamun,
menunggu hujan berhenti,
walau sebenarnya dalam hatinya ada keengganan.

Diksar 100

Ini kesekian kalinya aku masih terjaga malam ini, dan berapa kali aku tak bisa memejamkan mata dan duduk ditemani monitor empat belas inci dan sekerat tembakau.

Sudah menginjak angka ke-100 dan artinya telah hampir 3 tahun aku menjalani kehidupan bersama mereka.
Selanjutnya agak gak nyambung sih cuma kebiasaan aja tiap kali gak bisa tidur, larinya pasti ke tarian liar jari-jari ini ke tuts keyboard buat ngeluarin semua yg ada di otakku.


12.37 am

Kamu yang disana, yang selalu kukagumi.
Aku tahu tak akan pernah mungkin kaubaca tulisanku di malam ini.

Malam ini aku masih melukis wajahmu pada langit malam.
Tanpa ada sekerat bintang, hanya awan yang melingkupi langit yang mungkin malu menampakkan wajah cantiknya.
Namun, beberapa bintang mengembalikan angan ke masa jauh telah berlalu.

Tahukah kamu, kota kita berbeda, jauh.
Di kotaku ketika aku masih bocah,
aku berlari diantara kerlip, menari sendiri nikmati bebas lepas di semesta.
Meski belum terlalu mengerti,
kembara hati masih sama, meski  mungkin hanya fana.
Aku belajar untuk mengerti tak ada yang abadi.
Dunia itu dinamis selalu berubah.
Begitupun hati.

Aku takkan lagi bertanya rasa, getar setitik akan selalu ada.
Aku cuma orang bodoh yang hanya bisapercaya.
Percaya pada fana, percaya bahwa cinta itu kehendak bebas.
Mengelupaskan hati dan rasa hingga tertinggal beningnya.

Aku bisa bertahan kalau hanya mengagumi dari jauh.
Karena didalamku rasa menggelepar dalam semadi, dalam pendam gulita.
Aku bahkan mengagumi sebatang ranting pohon yang jatuh didepan mataku.

Malam menjelang pagi ini mulai kurasakan.
Butiran embun malam yang perlahan menyejukkan malam entah musim apa.
Mengagumi keindahan langit yang kadang terlupakan.
Sebab aku mengagumiNya. Sebab kau mengagumiNya.
Meski kita menyebut namaNya hanya dalam diam dan sepi.

Friday, October 5, 2012

Hujan Semalam


Ya semalam turun hujan, meski hanya sekejap.
Hujan semalam tampaknya membasahi hati mereka yang terluka.
Menghantam mereka yang berduka
Menghanyutkan mereka yang merana

Agaknya,
hujan semalam menghancurkan setitik lubang perih yang kini menganga.
Atau hanya menertawakan rasa sepi ini.

Dalam lirih,
aku mendengar kesedihan dilagukan dalam suara hujan, 
tanpa ampun menelan teriakan jiwa yang murka.

Ternyata,
ada hati yang lebih sayup, 
lebih kuyup dari jalan setapak depan rumah sepi ini.