Wednesday, March 28, 2012

Part 4-1, Me And My Past.

Akhirnya nulis lagi setelah sekian lama kena sariawan. Pasti gak ada pertanyaan kenapa nulisnya akhir bulan Maret(yaiyalah sok ide nih TS). Jawabannya sih sebelum BBM naik nanti bulan April, walopun sebenernya menurut saya pemerintah cuma mau ikut meramaikan pergantian bulan dari Maret ke April karena tanggal 1 April nanti kan April Mop. Pasti pas 1 April nanti SBY bakal ngadain konferensi pers dan bilang ke publik "April Mop" sambil pake gaya Cherrybelle. Tapi whatever lah, yang pasti saya mau melanjutkan penantian *eh maksud saya cerita yang tertunda.

2006
Kelas 2 SMA, bisa dibilang masa yang nano-nano. Kenapa? soalnya kadang-kadang suram, kadang-kadang gokil, kadang-kadang bikin stress, dan kadang-kadang masih suka bolos sekolah. Masuk jurusan IPS (Ikatan Pemuda Single) karena di kelasku pas itu cuma ada 10 orang laki-laki dan 30 orang perempuan. Bayangin aja sob sama kelas sebelah yang imbang, kenapa kelasku perbandingannya 1:3 coba. Dan kaum pria dikelas duduknya pada dibelakang semua serasa jadi kaum marginalis. Nah di kelas ini juga aku kenal sama Bela (Bela Haqi Nasution sob, bukan Belatung) yang anak-anak bilang sih kalo malem namanya jadi Bella. Yap, dia yang nanti jadi salah satu partner in crime (baca: temen main dota).

Dasarnya laki-laki emang selalu ada kecenderungan buat suka sama makhluk lain jenis yang bukan bangsa hewan atau bangsa lelembut. Ya seorang lelaki cenderung suka sama yang mirip sama cinta pertamanya #damnitistrue. Buatku yang pipinya bituerisi entah kenapa memang lebih menarik, sialnya di kelas ini ada juga tipe-tipe kaya gitu. Untuk menyelamatkan masa depannya sekarang kita main inisial aja deh, sebut aja dia Shf. Tipe perempuan baik-baik yang gak suka show on walaupun aktif di OSIS maupun kepanitiaan di sekolah. Diberkahi juga dengan otak yang lumayan encer jadinya ngerasa kagum deh sama dia, ya that's how all of this began. Pada dasarnya perasaan itu emang sembarangan, mirip jelangkung deh pokoknya. datang gak diundang, pulang gak dianter. Tapi perasaan juga sebuiah anugrah karena punya perasaan itu kita menjadi spesies paling unggul yang dinamakan manusia.

Aku paling suka liat Shf waktu lagi senyum, serasa ada motion effect siluet gitu deh walopun gak ada matahari dan itu didalam kelas sob, muke gile gak kalo kaya gitu. Shf(ini bukan typo tapi inisial lho) is just amazing, pure, innocent, cute 'lil girl. Dan lagi lagi aku cuma mengagumi dari hati, entah gak tau kenapa. Apa mungkin gara-gara pengalaman buruk ditolak sebelumnya. Guys, i'm just too bad in confessing, gara-gara itu juga mungkin gak pernah sukses waktu confessing hahaha #ketawamiris. Tapi tetep karena kata textline di buku sidu bilang experience is the best teacher yang kalo di bahasa Indonesiakan Guru yang udah veteran adalah guru yang paling ngerti muridnya. Intinya adalah yang hampir pensiun itu adalah yang terbaik. Textline agak laknat itu juga yang buat aku gak berani deh confess lagi, ngeri banget deh kalo nyampe 3 kali. Bisa ditimpuk piring cantik nanti, so admire her from far far far away is much better than confessing then rejected, setidaknya itu yang ada dipikiran seorang laki-laki di masa pubertasnya yang menganggap pacaran itu bukan buat main-main karena kata orang sih pamali. Akhirnya 2006 kembali berakhir dengan status single di kantong seragam putih abu-abu.

2007

Masih dikelas 2 SMA dan berada dalam masa pendewasaan asmara dengan berpikir positif karena semua orang terlahir dalam status jomblo, tapi rada sedih juga liat bayi-bayi yang baru lahir nangis gara-gara tahu mereka terlahir jomblo. Intinya jomblo adalah bawaan dari lahir dan gak bisa diubah(pikiran pemuda stress yang mencoba peruntungan kesekian kalinya dalam menjalin hubungan asmara).
Dan lagi tahun ini kembali lagi kita piknik ke Pulau Bali. Dan lagi, sialnya aku sama Shf sama-sama 1 bis. Tapi kali ini gak ada acara bangku kosong kaya pas SMP dulu. Perjalanan ke Bali kali ini begitu suram, dan aku baru tahu pas perjalanan kali ini kalo Shf udah jadian beberapa minggu sebelumnya. Remuk redam lagi akhirnya hati ini. Dari awal sampai akhir cuma ngeliat mereka pacaran, nyesek banget rasanya.
Melihat keluar jendela, hitam dan gelap. "Bintang itu terlalu jauh untuk kugapai dan bunga itu terlalu berduri untuk kupetik". Ya, aku nulis sms kaya gitu dan bodohnya aku ngirim sms itu ke sahabatnya Shf yang mulai dari sini kita sebut Utr. Semenjak itu Utr kaya jadi "tong sampah" yang sering aku curhatin. Aku juga gak ngerti kenapa aku yang selama ini bisa dibilang tertutup bisa curhat sama sahabat cewek yang aku suka. Damn, I've must lost my mind.
Pulau Bali, lagi-lagi memberikan kenangan yang gak ngenakin. Dan aku pun berjanji dalam hati "mungkin ini terakhir kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Bali".

Cinta membuat seseorang kehilangan logika, semacam itulah yang aku rasain waktu itu. Udah tau Shf udah punya cowok, tapi kenapa aku masih terus berharap. Mungkin bisa dibilang aku menyimpan perasaan ke Shf sangat lama. Hampir sampai akhir semester 2 ketika aku kuliah.
"Bintang itu terlalu jauh untuk kugapai dan bunga itu terlalu berduri untuk kupetik"
Lagi-lagi kukirim sms kaya gitu ke Utr, dan dia cuma bales gini :
"Bukan terlalu jauh untuk km gapai, hanya bintang itu telah tergapai orang lain. Setidaknya gapailah bintang lain yang masih bersinar terang karena di langit masih ada milyaran bintang. Bunga itu sebenarnya tidak berduri, namun ketakutan di hatimu yang membuatnya jadi berduri".
Bener-bener ngena deh, smsnya.  Memang semuanya berasal dari diri sendiri, pengalaman yang membuatku takut untuk mengungkapkan perasaan. Padahal ketika kita tidak mengungkapkannya bukankah itu semakin sakit? Namun bagiku rasa sakit itu yang membuat aku tetap kuat untuk menahan semuanya.
Ya, setidaknya aku masih berharap bisa menggapai bintang itu, bintang yang terlalu jauh untuk kugapai.

Kelas 2 bener-bener banyak cerita dan rasanya gak enak dibaca kalo kepanjangan, jadi boleh dinanti boleh tidak masih ada lanjutan dari kisah ini.

Bersambung......

Monday, March 12, 2012

Bukan Sekedar Galau

Bulan ini jarang rasanya aku menampak hujan turun.

Meski memang, sempat kemarin-kemarin gerimis menyapa sebelah hati yang risau di sore hari.


Saat itu, setiap tetes yang turun berkembang, merubah warna aspal menjadi kehitaman dengan genangan

yang barangkali, kau dapat berkaca akan dirimu, akan rasamu yang lugu, didalamnya.

Serupa gerimis yang menderas, kuteduhkan segenap debar rasa sesuai irama yang merintik pada sajak-sajakku,

yang tak bertanda, tak jua bernada.

Namun, seolah telah kumasukkan jiwa kedalamnya, ia bisikkan setiap baris do'a yang terpanjat dibalik bayang untuk mempertemukan kita, meski hanya sebilah jantung kelak berdetak.

Sajakku kali ini, tentang hujan, cerita tentang rinai, senda gurau dengan mendung yang kelabu, namun masih dapat mencipta pelangi yang barangkali, beruntung untuk kulihat setelahnya.

Tak kusangka, pagi ini langit enggan menampakkan dirinya.

Barangkali ia lupa, bahwa sekarang adalah waktunya engkau untuk memberitahukan, bahwa pasir sebenar putih, matahari sebenar jingga, dan pelangi sebenar cahaya. Tapi kali ini, mendung yang bertahta.

Benar.

Tak lama kemudian rintik-rintik mulai turun dengan seperti biasa, memberi aroma yang khas dan nada yang tak beraturan.

Beruntung, air mata kehilangan telah kusembunyikan dibalik awan.

Pun kau takkan tahu saat ia turun menderas sebagai hujan.

"hujan..."

Kuletakkan sebelah tanganku menengadah, mencoba menampung setiap apa yang tertinggal dari sisa-sisa tangis pagi ini.

Jarang rasanya, pagi ini, kota yang kau tinggalkan dirundung gerimis sesaat setelah fajar menyingsing.

Payung-payung bermekaran. tapi mengapa tidak dengan hatiku? apakah ia hanya akan selalu menguncup jika tidak ada, kamu?

"sial!"

Ada janji pagi ini.

Seandainya saja langit pagi ini sama dengan pagi-pagi yang lain, akan kuajak kau menemui nisan rinduku siang ini, menemui rindu yang telah terkubur dan melayang dengan keabadiannya.

Ya, semoga saja, ia menemukan Tuhannya ataupun, Tuhan yang baru. tapi kurasa, tak mungkin...

Hujan berhenti.

Selesai sudah kenanganku yang membulir bersama dahan-dahan basah yang mengering. cepat menguap kembali, agar aku bisa menemuimu dalam balik gerimis !

Semoga hujan ini, menjadi penyadap kata-kata yang kelu di lidah, tentang rasa yang tak sanggup kusampaikan oleh suara, tak mampu diutarakan oleh mata....

Friday, March 2, 2012

020312 Menjelang Senja

Senjakala hanyalah rangkuman tentang suatu yang terlupa.
Ia lupa bahwa ia seharusnya biru saat ceria, dan menghitam saat malam.

Dan kadangkala, ia seperti dipaksa untuk terus menatap perih
Menyibak jurang antara siang dan malam
Saling menguak perbedaan, namun pula saling mencintai
Namun tak pernah bisa bersua

Senja adalah rasa yang mengeruh dalam jingganya lembayung
Rasa yang memerah hingga merekah dan semburatnya seperti terbakarnya matahari
Yang untuk kesekian kalinya, jatuh oleh waktu yang memaksa tenggelam dalam kelam ...