Saturday, October 20, 2012

Ode For Saturday evening


Jogja sekarang tiap hari hujan, romantis sih tapi kadang repot juga kalo hujan terus bikin cucianku gak kering dan akhirnya gak punya stok buat hari-hari kedepan. Ah sudahlah mungkin memang hujan yang terbaik.


Ini adalah sebuah ode.
Ode Sabtu sore saat mendung masih berkuasa.
Aku lihat seorang perempuan berdiri di pojok senja.
Mungkin dia berharap hujan mau turun lebih deras.
Dalam kesunyian aneh yang tak kunjung kumengerti.
Sorot mata itu seakan berkata lebih dari yang kutangkap.

Bertopeng senyum
Tapi, senyumkah itu?
Kurasa itu bukan senyum. menangiskah dia?
Ah,  mungkin cuma penantian minggu pagi yang belum juga datang.

Seperti kesendirian yang telah menjadi teman keseharian.
Semuanya terlihat sama, tak ada yang berbeda.
Tapi perempuan itu tidak sepertiku,
terlihat dia begitu angkuh.
Angkuh dalam kecantikan aneh yang dipamerkannya.
Seakan dia satu-satunya yang berpendar-pendar di lukisan buram sore ini.

Aku malu.
Aku malu untuk sekedar mengajaknya berteduh.
Bukan karena pintu ini tidak memiliki kunci,
yang telah kupatahkan beberapa minggu lalu.

Aku malu,
Terlalu malu.
Karena aku hanya punya sarang lebah,
secawan madu dan sebongkah gula yang telah membatu.

Maukah kau jawab pertanyaanku?
Kesedihan apakah yang ada di matamu?
Cinta kah?

ya aku sudah menyerah

No comments:

Post a Comment