Wednesday, June 20, 2012

Karena Aku Adalah Kunang-Kunang

Sejak pertama kali aku menyebutkan nama, seharusnya kamu tahu bahwa aku seekor kunang-kunang, bukan kupu-kupu. Kamu bisa lihat dari sayap yang aku miliki, tidak indah, tidak lebar, tidak berwarna-warni dangan ribuan macam corak. Aku hanya memiliki sepasang sayap bening dengan garis-garis vertikal monoton.

Aku dan kupu-kupu memang sama-sama dapat melawan gravitasi. Tapi tak ada siklus dalam kehidupanku. Dari lahir, hingga kini dan sampai mati nanti, Aku akan tetap seperti ini. Tidak akan berubah.

Seharusnya sedari awal kamu menyadarinya, bahwa aku hanya kunang-kunang bukan kupu-kupu. Aku tidak bisa menjadi dia, dengan anggun bertengger pada bunga matahari ditaman rumahmu menjelang siang sembari bersenandung merdu. Semua orang pun tahu bahwa aku kunang-kunang kecil. Kuku kematian penghuni kuburan cina, sawah dan semak belukar angker. Aku yang lebih suka duduk dan diam pada batu nisan ketika senja hampir usai ini tak bisa kau bandingkan dengan kupu-kupu.

Aku tak memiliki apa-apa yang bisa kamu pajang dietalase milikmu, yang seketika akan membuat siapapun ditrotoar itu terhenti untuk sekedar berdecak atau mengagumi dalam hati. Hanya sedikit remang pada ekor milikku satu-satunya. Terlalu redup, sampai-sampai hanya bisa kubagi untukmu. Tak akan cukup jika aku harus membaginya dengan yang lain selain dirimu. Tapi aku rasa bisa kamu gunakan jika malam ini tak ada satupun cahaya menuntunmu.

Tolong pahami itu, dan jangan memintaku bermetamorfosis. Aku tidak akan mampu. Sekalipun mampu, aku tidak akan bersedia. Jika berkenan, mulai pagi besok, belajarlah mencintaiku sebagai kunang-kunang, bukan kupu-kupu.
Ya karena aku hanyalah kunang-kunang. Dalam gelap aku sendiri, dalam gelap aku berbagi.

2 comments:

  1. tulisannya ga konsisten
    ada yg pake aku dan ada yg pake saya
    #komenpenting

    ReplyDelete
  2. tak edit wes mbak, protes wae deh

    ReplyDelete