Thursday, January 10, 2013

Saat Pagi Sudah Tidak Buta


Kutanya dirimu,
bagaimana mungkin aku menolak titah Tuhan ?
Aku tak seluruhnya paham, titah mana yang harus aku dahulukan.
Mencarimu berlari atau mendatangimu dengan jalan kaki?
Aku tak terlalu suka berlari sebenarnya, namun rasa tak sabar ini terus menyudutkanku.
Haruskah aku berjalan kaki?
Ah, nanti aku akan terlambat menggapai tiap inci hatimu.

Titah Tuhan kali ini adalah mencarimu dengan berlari,
ya berlari jika kau benar tak mengerti.
Memimpikanmu dengan imaji,
merindukanmu dengan sisa-sisa senyum yang tersimpul dari bibirmu,
karena waktu akan menjauhkan jarak kita berdiri.

Titah Tuhan kali ini adalah mencarimu dengan berlari,
Aku memang sudah berlari,
namun masih tersesat di belantara kerinduan.
Yang jejaknya coba aku rangkai jadi kesatuan makna.
dari serentetan pesan-pesan itu dan kupahat dalam prasasti hati.
Setidaknya itu membuatku mengerti meski aku tak pernah hafal pesan itu.

Titah Tuhan kali ini adalah mencarimu dengan berlari.
Dia memintaku untuk berlari,
karena Dia tahu cinta tak pernah bisa kutepikan.

Aku tidak akan memintamu menungguku.
ketika aku berlari, biarkan saja aku berlari.
Ketika aku merindu, biarkan aku merindu,
kuharap sangat sejumput rasa yang sama olehmu.

Aku tahu rasa kita sudah saling terungkapkan.
Tapi bolehkah kuminta sesuatu?
Tetaplah rindukan aku, walaupun aku di dekatmu,
karena aku merindumu

Titah Tuhan kali ini adalah menemuimu,
mencari karya surga yang selama ini belum aku temukan keindahannya.
Meskipun sulit,
mencarimu dengan berlari adalah yang aku coba,

karena,

aku tak sanggup mendatangimu dengan jalan kaki....

No comments:

Post a Comment