Tuesday, October 25, 2011

Suatu Waktu di Musim Gugur

Nulis lagi, nulis lagi, semoga masih bisa nulis terus...
Berhubung di negara 4 musim lagi musim gugur, mari kita menulis tentang musim gugur. . . .

Apa yang kau cari?
Apa yang kau definisikan disini?

Berusaha menyusun makna kebahagiaan di perpustakaan hati,
Kita bangun benteng rapuh dari repihan - repihan sepi
Perlahan melaju setapak setapak setapak setapak 
Hingga terkejar detik dan waktu yang lama sudah dia berjalan.

Apa kau khawatirkan?
Bukankah aku, kau, adalah pancaroba bertahun silam,
bercengkerama hingga habis waktu?

Berusaha menyusun makna pertemuan atau perpisahan senyummu.
Kuhaturkan kecup terhangat yang bisa kuberikan.
Lalu melaju setapak setapak setapak setapak,
hingga terkejar detik dan waktu yang lama meninggalkan. 

Apa yang kau khawatirkan?
Bukankah aku, kau, adalah musim gugur dan merah daun berguguran.
Yang akan datang lagi saat musim berganti.


Tak perlulah kau tulis surat itu. 
Ketika kosakata tak lagi mampu memberi warna,.
Matamu telah mengucapkan segalanya

Hatiku bisa mendengarnya dengan jelas.
Sejelas gugusan awan di senja musim gugur.
Bahwa segala resahmu itu harus kupikul di pundakku.
Kucoba tuk membawanya pergi. 
Dan suatu saat harus kukembalikan dengan kebahagiaan yang telah terdefinisi.
Ya kebahagiaan.

Suatu waktu
dimusim gugur.


No comments:

Post a Comment